Kamis, 02 Agustus 2018

Cerita Nasabah Menolak Allianz

Cerita Nasabah Menolak Allianz

Sharing dari Nasabah yang dulunya menolak Allianz

Beberapa hari yang lalu, beberapa agen Allianz berkumpul di ruangan kantor Allianz yang sejuk. Sambil minum kopi dan teh yang kami buat sendiri sesuai dengan selera masing-masing.  Kami bercanda dan berbagi pengalaman yang terjadi di lapangan.

Salah seorang ibu, teman agen saya punya pengalaman tentang seorang nasabah yang awalnya sangat tidak suka jika suaminya ikut Tabungan Proteksi Allianz.  Ketika suaminya mengajak mendiskusikan tentang manfaat Tabungan Proteksi dari Allianz, istrinya selalu marah-marah tanpa sebab.
Karena keadaan seperti itu, maka teman saya mencoba mengajak istrinya untuk menjelaskan manfaat Tabungan Proteksi Allianz dengan baik. Namun dia menolak dengan alasan bahwa asuransi itu tidak benar, asuransi itu hanya merugikan orang, asuransi itu mendoakan orang supaya cepat mati, dan berbagai macam alasan yang dia sebutkan satu per satu.

Namun dengan penuh kesabaran, teman saya mendengarkan segala macam alasan yang dia sebutkan satu per satu tadi. Setelah dia capek bicara lalu dia meminta, coba ibu jawab sekarang!. Lalu teman saya menjawab dengan tenang. Ibu, saya berterima kasih atas semua unek-unek ibu. Alasan ibu merupakan masukan yang sangat penting dan berharga bagi saya untuk menambah pengetahuan saya bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang manfaat proteksi yang diberikan oleh perusahaan asuransi.
Saya datang di sini karena Tuhan yang mengatur sehingga saya dan ibu beserta bapak bisa bertemu.  Sebagai orang beragama, kita percaya bahwa segala-galanya hanya Tuhanlah yang mengatur dan mengetahuinya. Termasuk hidup dan mati kita ini, hanya Tuhanlah yang mengetahuinya, tak seorang pun dapat mengetahuinya. Satu detik saja dari sekarang, tidak ada seorang pun tahu pasti apa yang terjadi dalam hidupnya.

Saya datang membagi informasi yang baik bagi keluarga ibu. Informasi ini penting bagi sebuah keluarga untuk menjaga agar ekonomi masa depan setiap keluarga tetap baik dan aman. Keluarga tetap hidup nyaman dan sejahtera walaupun terjadi suatu resiko yang membutuhkan biaya yang sangat besar.

Setiap anggota keluarga adalah aset ekonomi bagi keluarga. Bapak dan Ibu adalah aset yang memberi nafkah bagi anak-anak dan anak-anak adalah aset keluarga yang akan membesarkan keluarga di masa depan. Jika salah satu aset keluarga, baik orang tua maupun anak mengalami resiko yang tidak dapat dihindari seperti masuk rumah sakit, kecelakaan, kena sakit kritis, meninggal, cacat total karena sakit atau karena kecelakaan maka semua beban biaya yang dibutuhkan akan diambil alih perusahaan kami, Allianz.
Supaya beban biaya itu dapat dialihkan ke perusahaan kami, maka ibu dan bapak dapat menabung di perusahaan kami. Mungkin bapak dan ibu sudah memiliki tabungan konvensional di Bank, tetapi jika terjadi resiko dalam keluarga ibu maka uang tabungan ibu akan berkurang bahkan bisa habis karena diambil untuk membiayai resiko yang terjadi.

Sebaiknya, bapak ibu punya Tabungan proteksi Allianz selain tabungan konvensional yang sudah ada.
Bagaimana jika sakit kritis yang terjadi? Tentu perlu biaya yang sangat besar yang dapat mencapai puluhan juta bahak ratusan juta rupiah. Apakah tabungan ibu di bank dapat menutupinya? Karena itu, kami para agen Allianz ingin agar ibu dan masyarakat lainnya dapat meringankan beban keluarga ibu ketika hal itu terjadi.  Uang yang ibu bayarkan setiap bulan adalah tabungan ibu sendiri dan tidak akan berkurang sedikitpun jika Allianz memberikan bantuan atau santuan kepada ibu.
Lalu ibu itu menjawab. Terima kasih bu atas informasinya. Untuk saat ini saya belum tertarik memiliki tabungan di Allianz. Baik ibu, tidak masalah bu, saya merasa senang ketemu dengan ibu karena saya sudah menjelaskan  solusi atas masalah keuangan keluarga ibu sesuai dengan keinginan bapak. Kalau begitu, saya pamit dulu ibu, pak terima kasih atas perhatiannya.

Satu hari kemudian, sang Bapak menghubungi teman saya lagi untuk bertemu di kantornya. Sang bapak bilang, bu saya akan ikut tabungan proteksi tetapi jangan kasih tahu ke ibu di rumah. Baik pak, saya akan bantu bapak untuk mengurusnya. Bapak siapkan foto copy KTP dan jumlah uang sesuai dengan tabungan bapak inginkan per bulan. Sang bapak jawab, saya ingin menabung Rp. 500.000 tiap bulan. Dengan bantuan agen, satu minggu kemudian sang bapak sudah memiliki polis dengan uang pertanggungan Jiwa sebesar Rp.  150.000.000 dan UP penyakit kritis 100.000.000 dan rawat inap.

Waktu berjalan, sang bapak sudah menabung selama 4 bulan dengan total tabungan sudah Rp. 2.000.000. Namun pada bulan ke-4 sang bapak kena stroke kemudian sang istri membawa ke rumah sakit untuk dirawat. Sang bapak dirawat selama 1 minggu. Sang istri mulai kebingungan karena masalah biaya rumah sakit yang sangat besar.  Dengan penuh kesabaran sang istri merawat suami sambil mengajak keluarga untuk membantu pengobatan sang suami. Karena kehendak Tuhan, jiwanya tak tertolong. Tuhan memanggil sang suami kembali kepada-Nya.

Ketika sang suami meninggal, teman saya baru mendengar khabar bahwa nasabahnya meninggal karena stroke. Dengan segera teman sebagai agen Allianz menghubungi sang istri untuk memberitahukan bahwa suaminya sudah menjadi nasabah Allianz. Bapak punya hak untuk mendapatkan santunan dari Allianz. Saya akan bantu ibu untuk mengurusnya dengan cepat. Sang ibu tidak percaya. Lalu teman saya katakan, minta tolong dicarikan Polis Asuransi Allianz bapak dan tolong diurus surat keterangan meninggalnya dari rumah sakit, serta berkas biaya perawatan di rumah sakit.

Sang istri pun mencari dan menemukan Polis di kamar sang suami. Keluarga yang lain pun ikut membantu untuk mempersiapkan berkas lain yang dibutuhkan oleh Allianz.

Akhirnya sang istri mendapatkan dana santunan dari Allianz sesuai dengan perjajian dalam Polis sang suami. Sang istri menerima dana Pertanggungan Jiwa sebesar Rp. 150.000.000 dan santuan biaya kritis Rp. 100.000.000, dan penggantian seluruh biaya rawat inap di rumah sakit yang langsung ditransfer oleh Allianz ke rekening sang istri.

Sang istri menangis terharu atas perhatian sang suami. Dengan lirih dia berkata, suamiku sudah meninggal tetapi dia telah seolah-olah datang kembali membawa uang untuk saya dan anak-anak agar kami bisa bertahan hidup. Saya minta maaf pak, atas kesalahan saya melarang bapak menjadi nasabah Allianz. Seandainya bapak mendengar kata-kata saya, maka saya dan anak-anak semakin susah. Karena bapak sangat sayang, maka bapak mempersiapkan warisan yang sangat besar bagi anak-anak. Selamat jalan bapak, semoga bapak mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah.

Setelah peristiwa itu, sang istri pun sangat berterima kasih kepada teman saya atas bantuannya hingga sang suami bisa menjadi nasabah Allianz. Kemudian sang istri pun langsung mendaftarkan diri juga sebagai nasabah Allianz, yang sebelumnya sangat menolak dengan berbagai macam alasan.

Sebuah fakta yang sungguh-sungguh terjadi. Mungkin ada banyak orang yang punya alasan sama untuk menolak Tabungan Proteksi Allianz. Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa “Meninggal” adalah hal yang pasti dalam hidup manusia. Cuma waktu dan caranya meninggal yang berbeda-beda bagi setiap orang.

Sesungguhnya, Tabungan Proteksi adalah sebuah produk yang sangat mulia karena mengambil alih beban masalah yang harus ditanggung oleh nasabah tertanggung tanpa mengurangi tabungan nasabah. Ketika sang pencari nafkah meninggal, maka Allianz datang menggantikan peranan sang pencari nafkah dengan membawa dana untuk keluarga yang dicintainya. Sang pencari nafkah ingin agar masa depan keluarganya tidak semakin miskin tetapi sebaliknya semakin layak kehidupannya di masa depan. Anak-anaknya semakin mampu melanjutkan pendidikannya, walalaupun ia sudah meninggal dunia. Itulah arti kehadiran Allianz dalam keluarga para nasabah.

Semoga bermanfaat.

Salam Bahagia
( disadur dari : https://allianztabungan.blogspot.com )

Tidak ada komentar: